Perubahan Melahirkan Ketakutan Pada Diri

Pernah merasa ketakutan akan hal yang belum kita jalani?

Meskipun saya tipe orang ekstrovet, tapi tetap saja perasaan ketakutan dan tidak nyaman ini kerap melanda. Terlebih jika saya harus move on dari keadaan yang nyaman untuk saya.
Bayangkan saja, ketika kita sudah di posisi nyaman , kemudian kita harus berjalan keluar dari zona itu. Sudah beberapa kali hal ini terjadi dengan diri saya, dari mulai kenaikan kelas dan berpisah dengan kawan karib, melanjutkan kuliah di tempat yang asing atau pindah tempat kerja.
Konon katanya kalau kita berada terlalu lama di zona nyaman, maka membuat kita tidak merasa tertantang, tidak produktif.

Well, sebenarnya hal ini mungkin balik lagi ke diri sendiri. Ada beberapa orang yang tetap di tempatnya dan tetap bisa meng-update dirinya sendiri. Mengubah dirinya menjadi insan yang lebih baik dari sebelumnya. Ada pula yang terlalu takut untuk berjalan dan memilih tinggal ditempat yang membuainya dengan segala kenyamanan.
Ketakutan ini sebenarnya adalah hasil dari imaginasi kita sendiri tentang hal baru, yang kadang terlalu liar.

Bayangkan saja, kalau kita di tempat baru. Perasaan exited belakangan terganggu dengan banyaknya pikiran negative yang muncul. Kebanyakan ketakutan akan penerimaan orang lain terhadap kita. Setidaknya ini sey yang sering saya rasakan.
Menjadi asik versi kita belum tentu dapat diterima oleh orang lain. Bisa saja mereka secara tidak sengaja tersakiti hatinya. Padahal menurut kita , ga ada yang salah. Yang salah hanya saja mungkin kita tidak melihat dan mengenali lingkungan dulu. Bicara ceplas-ceplos yang berujung sakit hati. *ini saya juga pernah heee

Atau bisa jadi perubahan lingkungan sekitar kita. Saya rasakan betul ketika saya pertama kali ke Jakarta. Rasanya sedih sekali, berada jauh dari keluarga, kehilangan teman karib semasa kuliah. Saya kemudian pindah di lingkungan yang keras, yang memaksa saya untuk berubah. Rsanya waktu itu hati saya sangat kosong, beberapa kali saya memangis tidak jelas. Karena saya belum siap dengan perubahan yang ada.




Penerimaan hal yang baru di luar kebiasaan dan keseharian kita memang terkadang membutuhkan waktu yang panjang. Hal baru itu kadang kala memaksa kita untuk berubah dan meninggalkan sebagian diri atau mimpi kita.

Berdamai dengan diri sendiri adalah hal yang mudah diucapkan tetapi sulit dipraktekkan. Berdamai dengan diri sendiri membutuhkan kesadaran penuh atas apa yang kita lakukan. Proses nya yang dalam membuat kita merenungi mengenai diri kita, menyelami dan mengenali diri kita sendiri lagi.
Kekuatan atas penerimaan itu cenderung melahirkan rasa ikhlas. Rasa ikhlas menerima perubahan dan berjalan diantara lembaran yang baru.

Mungkin yang bisa dilakukan adalah mengubah sudut pandang. Ketakutan yang kita bayangkan, pengandaian akan hal buruk yang akan terjadi kita ubah semua menjadi sebuah gambaran kebaikan dari sisi yang lain.

Jakarta, 03 April 2017


#Odopfor99days

#Catatan10


Komentar

Postingan Populer