Mendidik anak bukanlah kompetisi perlombaan

Mommy's war memang tidak ada habisnya Bayangkan saja masalah simple bisa jadi perang besar antar ibu. sejauh yang saya tau perang ini tidak pernah ada habisnya. Dari masalah ASI vs Sufor, melahirkan Normal atau SC, dan banyak lagi ..
Belum lagi ada beberapa ibu yang menjadikan tumbuh kembang anaknya layaknya kompetisi perlombaan, yang menganggap yang lebih cepat lebih baik.
Rasanya ibu-ibu ini panas kalau ada anak lain yang lebih dari anaknya sendiri.

Saya gimana donk??? ya saya juga manusia biasa *ngeles
Kadang ada perasaan iri dalam diri atas keberhasilan kawan mendidik anaknya, terlebih dengan usia yang sama namun terlihat lebih unggul.
Ada juga perasaan bersaing. Ingin anaknya lebih unggul daripada sebaya nya.
Suatu ketika saya pernah melakukan kesalahan karena membandingkan Adya dengan anak lain secara langsung dan dengan kalimat merendahkannya.

"Tuh Adya, kakak berani naik odong-odong, masa Adya kalah sama kakak?"

Please deh .. saya di tegur suami gara-gara ini *maap pak, sungkem

Suami saya yang sering saya jejali dengan teori parenting kemudian menenangkan Adya yang menangis karena ketakutan. Diajaknya Adya bicara perlahan.
Does it work??Apa Adya berani naik?
Belum juga heee


Saya kembali merenung, mengkoreksi diri saya sendiri. Sungguh tidak bijak kalau hal yang tadi saya lakukan pada anak saya. Mungkin kali ini hanya masalah odong-odong, tapi ketika anak semakin besar, saya bisa jadi melakukan hal seperti ini dengan materi yang lain yang bisa mencederai psikis anak saya.

Sebagai orang tua memang kita kadang khawatir, apabila anak kita perkembangannya dirasa kurang cepat. Seringkali kita menakar kemampuan dan perkembangan tumbuh kembang anak dengan standar kita yang telah dewasa. Padahal mengenai perkembangan anak itu sendiri, terdapat parameter yang telah di berikan oleh diknas,
Indikatornya sendiri seperti aspek Moral & Nilai Agama, Bahasa, Kognitif, Fisik atau Motorik.

Lebih jelasnya disini yaa

Checklist tersebut tidak baku, bukan sesuatu yang pasti, namun checklist tersebut bisa menjadi bahan acuan kita sebagai ibu yang dapat melihat perkembangan buah hati kita. Apabila masih ada yang belum pas, kita dapat mengevaluasinya dan mencari jalan keluar agar si anak dapat berkembang dengan baik.

Dari peristiwa itu sayang betul-betul belajar bahwa setiap anak itu istimewa. Maka sebagai orang tua lah yang harus melihat potensi anak kita. Bukan sibuk mengomentari anak lain lalu lupa mengembangkan potensi anak kita sendiri.
Boleh jadi anak kita tidak bisa menggambar, tapi pandai bersosialisasi, mudah berteman. Mungkin juga anak kita tidak pandai bernyanyi, tapi percaya diri bicara di depan khalayak ramai.
Mereka itu istimewa tinggal bagaimana kita memandang mereka.





#Odopfor99days
#Catatan08



Komentar

Postingan Populer