Berubah menjadi sosok impian pasangan
Setiap orang memiliki pribadi yang melekat pada dirinya. Kepribadian itu unik yang membuat kehidupan kita berwarna. Untuk itu, dalam lingkungan sosial terkadang kita melakukan seleksi untuk menemukan orang dengan frekuensi yang sama dengan kita dan membuat kita memiliki zona nyaman. Namun ada juga beberapa orang yang cenderung menjadi lawan kita saat bersosialisasi yang membuat kita merasa risih untuk berada dalam satu waktu bersamanya. Namun keberadaannya juga diperlukan sebagai pengingat kita, karena biasanya mereka ini yang paling jeli dengan keburukan kita, sehingga bisa kita jadikan alarm ketika terjadinya perselisihan.
Dalam kehidupan berpasangan, ketika kita menikah, kita membawa kepribadian yang ada dalam diri kita. Sebagian telah dikenal namun sebagian masih menjadi misteri bagi pasangan kita. Dalam hubungan ini kita sudah siap beradaptasi siap untuk memaklumkan segala kekurangan dalam diri pasangan, berusaha bersama-sama memperbaiki diri agar menciptakan keluarga utuh yang bahagia. Namun ada beberapa pasangan yang memiliki criteria tersendiri dalam mencari pasangannya. Ada yang ingin pasangannya menjadi sosok yang utuh seperti yang diinginkannya. Sosok idaman yang membuatnya betah berlama-lama berada disampingnya dan menghabiskan hari bersama nya selama sisa hidupnya.
Kepribadian yang ada sejak sebelum menikah terkadang memang menjadi berubah seiring dengan berjalannya sebuah pernikahan. Masing-masing berusaha memperbaiki diri untuk menciptakan frekuensi yang sama. Namun benarkah ketika kita berubah demi kebaikan diri kita pula?
Sering kali dalam proses menyamakan frekuensi, lambat namun pasti kita merubah diri kita sendiri, berusaha membahagiakan pasangan dengan memoles dan mengubah diri kita menjadi pasangan yag diinginkan. Pasangan yang ideal, katanya.
Perubahan ini memang tidak selamanya buruk, terlebih jika kita bisa berubah menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya. Namun, ada beberapa orang yang berusaha berubah demi pasangannya dan menjadi orang yang baru sepenuhnya. Perubahan ini bahkan kadang sampai membuat keluarga yang lain tidak mengenalinya.
Sejatinya perubahan merupakan bagian dari adaptasi semua pasangan, namun sepatutnya kita tetap menjadi kita, yang memiliki kepribadian yang utuh. Berubah bukan berarti mencari topeng yang lain demi menutupi topeng kita yang belum sempurna. Topeng yang digunakan sebagai samar agar pasangan merasa senang dan nyaman. Karena topeng ini bisa jadi suatu hari akan terlepas, ketika ada angin yang berdesir kencang adau ada goncangan yang hebat. Topeng ini memang indah , namun kalu rapuh , makan sekali retak , tidak akan bisa kembali utuh. Begitu pula dengan diri kita sendiri. Ketika kita berubah dan menjadi tidak jujur dengan diri kita, maka kita sendiri yang akan menderita. Kita terkurung dengan ketidaknyamanan, merasa kita bukanlah diri kita sendiri, tapi hanya boneka yang membuat pasangan senang.
Berubah ini merupakan bagian proses memperbaiki diri. Prosesnya memang tidak mudah, terkadang ada banyak tangisan didalam perjuangannya. Proses berubahan diri kita seharusnya menjadi hal yang membuat diri kita menjadi lebih bahagia, bukan menjadikan kita tertekan dan merasa terbebani atas perubahan ini. Perubahan untuk menjadikan pasangan merasa bahagia berarti pula proses meningkatkan kualitas diri menjadi manusia yang lebih baik.
Berubah atau tidak memang sejatinya kembali pada diri kita sendiri, sebagai manusia yang berakal. Pasangan merupakan rekan untuk kita, rekan hidup yang siap untuk mengkritik serta memuji kita dengan bahasa kejujuran.
Jakarta, 12 May 2017
#Odopfor99days#catatan11
Komentar
Posting Komentar